Senin, 12 Juli 2010

Tentang "Sempurna"

You can shine your shoes and wear a suit
You can comb your hair and look quite cute
You can hide your face behind a smile
One thing you can't hide
Is when you're crippled inside

You can wear a mask and paint your face
You can call yourself the human race
You can wear a collar and a tie
One thing you can't hide
Is when you're crippled inside
- Cripple Inside by John Lennon -

Piala dunia berakhir juga dengan menyisakan kantuk sisa begadang yang teramat sangat dihari senin... halah.
dan setelah selama sebulan penuh disuguhi tontonan sepakbola ciamik tim-tim unggulan dunia, akhirnya kembalilah televisi pada rutinitas andalannya "Sinetron" ....

bye..bye bulan tanpa sinetron, dan selamat datang kembali sandiwara penjual mimpi hehe...

by the way, ngomongin soal Sinetron televisi memang penuh kontradiksi tampaknya, disatu sisi sinetron merupakan hiburan masyarakat untuk sekedar lari dari realitas dengan "jualan-jualan mimpinya" dan disisi lain sinetron dengan segala cerita, kemewahan, kesempurnaanya, penokohan jahat dan baik yang dengan suksesnya membentuk perspektif masyarakat kedalam satu nilai-nilai materialistis.

liat saja bagaimana sinetron kita manjabarkan kekayaan dan kekuasaan dengan gambaran kemewahan yang sangat berlebihan, rumah besar seperti istana lengkap dengan kolam renangya, penggambaran tokoh yang serba glamour, seksi, menor lengkap dengan kendaraan-kendaraan mewahnya yang  dibuat dengan kesan "sempurna". sementara disatu sisi penggambaran kemiskinan yang sangat-sangat melarat, dengan rumah yang atap-atapnya bolong atau bahkan rumah-rumah kardus yang menjabarkan dengan fasihnya "penderitaan kemiskinan".

atau penokohan protagonis yang begitu baik tanpa cela, selalu sabar walaupun dianiyaya seberat apapun oleh si tokoh protagonis yang digambarkan "amit-amit" jahatnya.

dan akhirnya si penonton pun digiring kedalam perspektif-perspektif "mimpi" yang materialistis, menjadikan artis sebagai panutan, layaknya dewa dewi "kesempurnaan" dengan segala penampilan, gaya, dan kemewahannya. penonton pun meniru gaya dan penampilan para selebritis, menjadikan kemewahan sebagai simbol tingkatan sosial.

dan jadilah masyarakat kita sebagai masyarakat korban sinetron, dengan segala komersialitasnya. menjual mimpi-mimpi tentang kesempurnaan.

"sempurna, emang ada manusia yang sempurna ??"


semua orang itu sama, tidak ada yang sempurna. tidak ada sesuatu hal yang membuat seseorang lebih agung dari orang lain, "nobody perfect, body and soul". semua orang diberikan kelebihan dan kekurangannya masing-masing, kelebihan yang berbeda-beda memang, tapi perbedaan itulah yang mendorong manusia agar saling bekerja sama dalam kesetaraan, saling melengkapi.

so, everyone is cripple inside. no need to be a copy cat or something like that, just be your self .... proud of your self :)

seperti kata Bob dylan dalam lagunya It's alright ma (i'm only bleeding) : "even the president of the United States Sometimes must have to stand naked", or even our greatest prophet is only Human which are not perfect. 

i'm a cripple too, just like all of us. thats why i need someone to complete me,  a friend to hang on to, and a family to share my tears n happiness. 





*gambar dipinjam dari showbusinessweekly

0 comments:

Posting Komentar